Tak mengherankan bila anak-anak begitu akrab.Ĭuma, ada satu hal yang agaknya sulit dikenali anak-anak pada umumnya, yakni jenis kelaminnya. Pendeknya, sang idola itu bisa menyapa anak-anak di mana saja, kapan saja. Bahkan kini telah terbit majalah Teletubbies.
Bentuknya bisa komik, kartu, boneka, VCD, gantungan kunci, stiker, sikat gigi, tempat nasi, handuk, pigura, dan berbagai asesoris peralatan sekolah. Pernik-perniknya juga membanjir di toko mainan, toko buku, mal, pasar, sampai perempatan lampu merah. Di situ ada kincir angin, televisi, kelinci, pancuran air, yang selalu disinari matahari berwajah bayi imut-imut.įilm rekaan Anne Woods dan Andrew Davenport yang pertama kali muncul di Inggris tahun 1995 itu tak sekadar nongol di televisi. Rumahnya berupa lapangan golf yang hijau dan sejuk, disebut Teletubbyland. Di kepala empat sekawan itu ada antena, yang menandakan bahwa televisi memang sudah menjadi bagian tak terpisahkan bagi anak-anak. Television in the tummy of the babies (disingkat Teletubbies, televisi di perut para bocah) adalah film yang menampilkan empat tokoh boneka gendut (tubby) dan lucu bernama Tinky-Winky (berwarna ungu), Dipsy (hijau), Laa-Laa (kuning), dan Po (merah). Lain sama Pokemon atau Shinchan yang jorok,” kata adik.yang sempat saya tanya.ĭulu, tontonan yang diputar hampir setiap hari di Indosiar itu memang sedang digandrungi anak-anak. “Suka nonton Teletubbies?” Bila pertanyaan itu dilontarkan kepada anak-anak, niscaya akan dijawab ‘ya’. Seorang Pendeta terkemuka di Amerika menguraikan misi homoseks di balik tayangan lucu Teletubbies.
Persamaan alkitab dan alquran tv#
Namun sampai saat ini walaupun penayangan di TV sudah tidak adalagi (karena sudah habus serialnya) namun kelihatannya “Teletubbies” sudah menjadi Trade Mark terbukti dengan penggunaan maskot & attributnya dalam berbagai produk anak anak (baju, kue Ul-Tah, Kaos dll) masih sering kita jumpai. Sebagian besar negara Eropah, negara Islam, Malaysia dan bahkan Singapore telah melakukan banned atas penayangan film, cuma justru lucunya tidak ada satupun organisasi Islam di Indonesia / MUI melakukan hal itu.
Walaupun kelihatan sepintas lucu, namun dibalik film tersebut tersembunyi pesan pesan Kampanye Homoseks, sehingga telah menimbulkan reaksi diberbagai dunia.
Mohon sebarkan artikel ini kepada saudara saudara kita, aqidah islam tidak ada yang basi, semoga info ini bermanfaat. Walaupun berita & artikel ini sudah cukup lama, namun apa salahnya saya postingkan di Sini sekedar mengingatkan kita semua akan bahaya “menonton Teletubbies” terutama bagi anak anak dikalangan umat Islam.
0 kommentar(er)
